Koloni's Blog

GO GREEN with many kind "flowers" ^^,

Posts Tagged ‘contoh pelanggaran di sekolah’

peraturan sekolah

Posted by koloni45 pada Mei 25, 2010

Peraturan sekolah merupakan suatu hal yang mutlak harus dipenuhi oleh semua siswa di sekolah. Peraturan tersebut biasanya dibuat secara tertulis maupun tidak tertulis. Di dalam kehidupan sehari-hari, banyak orang yang menyangkutkan suatu peraturan dengan disiplin, ketertiban, pelanggaran dan hukuman. Semua hal tersebut sering sekali kita dengar dan selalu berkaitan dengan peraturan, baik peraturan di sekolah maupun peraturan dimana saja. Suatu peraturan dibuat pastinya untuk membuat seseorang menjadi lebih baik dari yang sebelumnya. Tetapi seiring berkembangnya jaman, peraturan yang telah dibuat justru untuk dilanggar. Inilah salah satu contoh bentuk moralitas masyarakat Indonesia, yang tidak menjunjung tinggi nilai-nilai kedisiplinan, dan ketertiban. Yang mereka sering lakukan hanyalah pelanggaran yang berbuah hukuman.

Ketertiban dan kedisiplinan di Indonesia saat ini memang sudah jarang kita temukan lagi, khususnya di lingkungan sekolah. Banyak siswa yang berpikir, peraturan dibuat untuk dilanggar. Oleh sebab itu, banyak sekali siswa yang melakukan berbagai macam pelanggaran di sekolah, seperti contoh : baju seragam tidak dimasukkan, merokok, rambut tidak dipotong rapi, dll. Semua pelanggaran itu yang paling sering kita dengar di lingkungan sekolah.

Disiplin sekolah merupakan keseluruhan ukuran bagi tindakan-tindakan yang menjamin kondisi-kondisi moral yang diperlukan, sehingga proses pendidikan berjalan lancar dan tidak terganggu. Adanya kedisiplinan dapat menjadi semacam tindakan untuk menyingkirkan hal-hal yang membahayakan hidup kalangan pelajar. Disiplin yang dibuat di sekolah mempunyai beberapa tujuan yang diperuntukkan bagi para siswa. Pertama, kedisiplinan mesti diterapkan tanpa menunjukkan kelemahan, tanpa menunjukkan amarah dan kebencian. Bahkan kalau perlu dengan kelembutan agar para pelanggar kedisiplinan menyadari bahwa disiplin itu diterapkan demi kebaikan dan kemajuan dirinya. Kedua, kedisiplinan mesti diterapkan secara tegas, adil dan konsisten. Aturan disiplin diterapkan tanpa pandang bulu dan berlaku bagi masyarakat sekolah. Ketidakadilan dan inkonsistensi dalam menegakkan disiplin hanya akan membuat ketidakjelasan dan kebingungan bagi siswa serta hilangnya kewibawaan dan kepercayaan semua pihak terhadap sekolah. Ketiga, ketika kedisiplinan mulai menampakkan pertumbuhannya, sama seperti biji tanaman yang baru tumbuh, benih itu mesti dijaga dan dirawat dengan penuh kesabaran. Sebaiknya hindari menggunakan ancaman-ancaman dan kekerasan karena hal itu hanya akan menjadi panasnya terik matahari yang akan menghanguskan benih yang sedang tumbuh itu. Perlu dipakai cara-cara yang selaras dengan perkembangan dan kebutuhan siswa sehingga mereka semakin jatuh cinta pada kegiatan belajar.

Ketertiban siswa sering kali kita dengar sebagai suatu masalah di sebuah sekolah , apalagi pada jenjang sekolah menengah yang siswa- siswanya beranjak dewasa dan mulai belajar mengenal jati diri pribadinya.dimana siswa sering melakukan pelanggaran di sekolah. Kondisi yang tidak menguntungkan dan cukup memprihatinkan ini, sekolah secara umumnya membentuk Tim Ketertiban Sekolah agar sekolah menjadi lebih baik. Namun sering kali tidak efektif dan mengalami banyak halangan serta hambatan dilapangan. Selain harus mengeluarkan dana tambahan dengan membentuk tim ketertiban, namun sering kali tidak efektif karena tidak didukung oleh guru- guru yang lainnya dan keterbatasan guru serta kepeduliannya kurang terhadap siswa.

ada beberapa pertanda yang menunjukkan bila hukuman dan disiplin sekolah mungkin tidak sesuai untuk diterapkan, sehingga anak sulit untuk mematuhi disiplin sekolah disebabkan oleh:

  1. Seorang anak yang mempunyai citra diri yang sangat buruk dan sangat dipengaruhi oleh kegagalannya sendiri pasti membutuhkan penghargaan.
  2. Seorang anak yang takut mencoba hal-hal yang baru, takut menerima tantanngan dan sulit melakukan kegiatan yang melelahkan mungkin akan lebih bersemangat bila diberikan penghargaan.
  3. Seorang anak yang sangat manja dan takut melakukan tugasnya sendirian perlu diberikan penghargaan jika dia ternyata mampu melaksanakan tugasnya tanpa bantuan orang lain.
  4. Seorang anak yang merasa kecewa karena selalu dibandingkan dengan saudaranya yang lebih pintar, lebih rajin, lebih mandiri, dan lebih aktif, perlu diberikan penghargaan agar dia merasa mampu untuk berhasil.
  5. Seorang anak yang sering meperlihatkan citra diri yang negatif atau perasaan takut yang berlebihan dengan mengatakan hal-hal seperti “Saya tidak dapat melakukannya,” dan “Saya selalu gagal,” “Saya tidak akan mampu melakukannya lagi,” adalah anak yang mungkin membutuhkan penghargaan.
  6. Seorang anak yang mengalami gangguan fisik, motorik, atau organik, dan karena kesulitan semacam itu serinng mengalami kegagalan dibandingkan anak lainnya yang sebaya dengannya, perlu diberikan tugas yang sesuai dengan kebutuhannya yang khas dan juga perlu diberikan penghargaan atas keberhasilannya dalam melaksanakan tugasnya.

Di sekolah-sekolah yang tata tertibnya tidak konsisten biasanya akan terjadi berbagai macam masalah yang sangat menghambat proses belajar mengajar. Selain itu, tidak terlaksananya peraturan atau tata tertib secara konsisten akan menjadi salah satu penyebab utama terjadinya berbagai bentuk kenakalan yang dilakukan siswa, baik di dalam maupun di luar sekolah.

referensi:

254-menegakkan-disiplin-di-sekolah.html

disiplin sekolah.htm

index.php.htm

Posted in pika | Dengan kaitkata: , , | Leave a Comment »